Search

Selasa, 22 Desember 2015

Sejarah Hari Ibu Dan Hukum Merayakannya

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh.

Maaf sebelumnya jika dalam postingan ini menyinggung atau ada salah kata, karena admin juga manusia,, oke langsung aja, isi postingan kali ini berasal dari berbagai sumber.

Hari ibu pertama kali diperingati bangsa yunani sebagai penghormatan terhadap rhea (ibu tuhan mereka) sejak tahun 1600. Kemudian ditiru oleh orang-orang kafir kristen sebagai penghormatan terhadap mother mary (maryam) yang mereka yakini sebagai ibu tuhan yesu (isa).

Dalam Islam, tidak ada perayaan-perayaan lain selain Hari Jum'at, Idul Adha & Idul Fitri. Maka semua perayaan baru selain yang 3 ini adalah tertolak dan hukumnya bathil.

Ibu lebih berhak dimuliakan & dita'ati (selain perintah maksiat) setiap waktu & tempat daripada dikhususkan sehari dalam setahun.

<Majmu' Fatawa Syaikh Utsaimin 353>  Setuju..! :)

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh.

Image By Zakiyuddin Al Mundziri

Senin, 07 Desember 2015

Do'a Di Sore Hari Ini, Saat Badan Lemas Tak Berdaya

Saat raga ini sangat lelah, tulang seperti pada lunglai semua, kepala pusing, badan terasa panas.
Setelah wilayah Gresik dan Lamongan diguyur hujan deras, akibat karena bedagang sekarang penyakit merasuki tubuh. Tapi mau gimana lagi sudah tuntutan pekerjaan, hehehehe

Maaf sedikit curhat di paragraf pertama, heheheh
Tapi topik kali ini memang sedikit berkaitan untuk kehidupan sehari-hari kita. Dalam kesibukan apapun kita tidak boleh melupakan ALLAH SWT, bahkan sedetikpun. Karna Nikmat yang DIA berikan sangatlah melimpah. ALHAMDULILLAH puji syukur kita kepada ALLAH SWT.

Di bawah ini saya ber-Do'a di sore hari ini, saat badan ini lemas tak berdaya, tak tau karna masuk angin tau apa, mungkin karna telat makan juga, hehehe. Mari berDo'a :

"Ya ALLAH Jangan jadikan hatiku keras bagai batu, yang hitam dan sulit tertembus oleh Hidayah-MU , dan jadikan kami hamba yang selalu istiqomah di Jalan MU "Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alamin"

Semoga dengan do'a di atas kita menjadi hamba yang selalu taat atas Perintah NYA dan menjauhi larangannya. Aamiin

Sealamat sore dan selamat beraktifitas. :)

Selasa, 10 November 2015

Wahai Pria, Sanggupkah Kau ? (Sebuah Kisah)

Seorang pria beristeri tanpa sengaja berkenalan dengan seorang gadis di sebuah kantin kompleks perkantoran, karena ada urusan pekerjaan merekapun tukeran PIN BB.

Malam harinya si gadis mulai BBM si pria :
Gadis : Mas hebat ya. Punya usaha sendiri, sukses pula
Pria : Terima kasih ya:)
Esoknya si gadis menelpon sekedar say hallo.
Gadis : Kapan ya mas, kita makan bareng lagi?
Pria : Oke kapan aja boleh

Setelah itu mereka masih sering berhubungan melalui BBM dan telepon, sesekali juga janjian pergi makan siang bareng.
Hari-hari berlalu, tiada hari tanpa kontak antara mereka. Sampai suatu hari, si gadis BBM, isinya adalah :

"Mas... Sebenarnya aku mencintaimu , aku tau kamu udah punya keluarga, tapi aku mau menerima kondisi sebagai isteri ke-2, aku siap mas dan maaf aku mengganggu perasaanmu."
Dengan berat hati pria itu menjawab : "Dik, aku mengerti dan paham maksudmu, tapi dengan berat hati aku harus jawab TIDAK! Aku tau kamu memang cantik, dan aku yakin semua lelaki pasti mengatakan tubuh dan parasmu elok dan cantik.
Tapi, tahukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan hingga usahaku sukses? Itu semua karena dorongan dan semangat isteriku.
Sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalau aku sekarang udah sukses.
Kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku semata. Padahal ada seseorang yang tersayang di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, dia adalah isteriku tercinta.
Kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi.
Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteriku yang selalu mendampingiku di kala susah, terpuruk dan sukses seperti ini.
Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini. Kamu memang cantik, tapi hati isteriku lebih cantik.
Terima kasih atas cintanya, maaf aku tidak bisa membalas seperti kehendakmu."

Wahai pria, sanggupkah kau seperti kisah di atas ??

Rabu, 28 Oktober 2015

Jaga 7 Sunnah Rasulullah SAW

"Cerdasnya orang yang beriman adalah dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup."

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan ALLAH SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:
  1. Pertama : Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
  2. Kedua : Membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
  3. Ketiga : Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan ALLAH yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid ALLAH.
  4. Keempat : Jaga sholat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada solat dhuha.
  5. Kelima : Jaga sedekah setiap hari. ALLAH menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat ALLAH selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.
  6. Keenam : Jaga wudhu terus menerus karena ALLAH menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya ALLAH".
  7. Ketujuh : Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh ALLAH.
Dzikir adalah bukti syukur kita kepada ALLAH. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Dzikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan dzikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Maka dari itu mari kita jaga sunnah kita ya sahabat :) .

Selasa, 27 Oktober 2015

Menghormati Orang Yang Lebih Tua "Wajib Hukumnya"

Sahabatku.
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk menaruh rasa hormat terhadap orang yang lebih tua dan menyayangi mereka yang lebih muda. Ini merupakan wujud dari akhlaqul mahmudah.

Banyak kaum muslim akhir-akhir ini yang kurang memberikan perhatian dalam penghormatan terhadap yang lebih tua dan kurang memberikan kasih sayang terhadap yang lebih muda. Sehingga ini memberikan pencitraan yang kurang baik terhadap Islam itu sendiri.

Dalam hal ini ada sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan juga oleh Al-Hakim bahwa Rasulullah Saw bersabda: 
"Barangsiapa tidak menaruh hormat pada orang yang lebih tua di antara kami atau tidak mengasihi yang lebih muda, tidaklah termasuk golongan kami"
Pernyataan dari Rasulullah Saw ini diharapkan dapat memberikan lecutan dan semangat agar hormat-menghormati dan sayang menyayangi menjadi bagian hidup kaum muslim dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan saling menghormati dan menyayangilah suasana harmonis, damai, rukun, dan kekeluargaan akan terpancar dalam kehidupan kaum muslim.

Kita masih ingat bagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramahullaahu Wajhah menghormati seorang lelaki tua yang notabene adalah orang Yahudi. Padahal waktu itu Sayyidina Ali r.a., sedang tergesa-gesa berangkat shalat shubuh berjamaah bersama Rasulullah Saw. Namun dalam ketergesaannya itu, di depan Sayyidina Ali r.a., ada seorang tua dengan tongkat berjalan dengan tertatih-tatih. Di tangannya memegang lentera untuk menerangi jalannya.

Sayyidina Ali r.a., tidak lantas mendahului orang tua itu, melainkan ia berjalan di belakangnya. Karuan saja sayyidina Ali terlambat datang berjamaah di masjid. Sayangnya, ternyata lelaki tua itu tidak ikut masuk ke masjid untuk shalat shubuh, karena lelaki tua itu ternyata adalah seorang Yahudi.
Ketika masuk masjid, Sayyidina Ali r.a., menjumpai Rasulullah sedang rukuk. Memang waktu itu Rasulullah Saw memanjangkan rukuknya sehingga Sayyidina Ali r.a., dapat shalat shubuh berjamaah bersama dengan Rasulullah Saw menjadi makmum.

Seusai melaksanakan shalat, Sayyidina Ali bertanya kepada Rasulullah Saw, kenapa Rasulullah memanjangkan rukuknya dan itu belum pernah dijumpai oleh Sayyidina Ali r.a., sebelumnya.
Rasulullah Saw menjawab, bahwa ketika ia rukuk, sebelum kepalanya tegak, malaikat Jibril menekan punggungnya sampai lama. Setelah lama menekan punggung Rasulullah, Rasulullah baru bisa mengangkat kepalanya membaca iktidal.

Mendengar itu, Sayyidina Ali r.a., menceritakan peristiwa yang baru saja dialami ketika hendak berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Rupanya Allah SwT memberikan isyarat kepada Rasulullah Saw agar Sayyidina Ali dapat ikut berjamaah.
Dalam riwayat lain yang sangat mengagumkan adalah bahwa malaikat Mikail diperintahkan untuk memperlambat laju matahari hanya agar Sayyidina Ali dapat ikut shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw.

Begitulah seorang sahabat, menantu, salah satu Khalifah umat Islam dan orang yang termasuk ahli surga sesuai dengan janji Rasulullah Saw, menghormati orang yang lebih tua, meskipun orang tua itu beragama Yahudi, bukan beragama Islam. Di sinilah letak indahnya agama Islam jika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia akan harmonis tanpa kekacauan dengan mengamalkan sebuah ajaran “Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.” Wallaahu a’lam.

STOP Menggunakan Kalimat "Semua Akan Indah Pada Waktunya"

Stop Menggunakan Kalimat:

"Semua Akan Indah Pada Waktunya"

Sebuah kalimat yang sering sekali kita dengar, kalimat yang kesannya romantis dan penuh harapan, atau juga kalimat untuk menghibur diri yang tidak mendapatkan apa yang diinginkan tepat pada waktunya.
Gambar Ilustrasi by Bang Jack
Tapi kita sebagai seorang muslim harus berhenti menggunakan kalimat tersebut.
Mengapa? Apa alasannya ?
Karena kalimat tersebut merupakan kutipan ayat bibel, tepatnya Pengkhotbah 3 ayat 11.
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka...
Bahkan kalimat "indah pada waktunya" menjadi syi'ar agama nashrani yang dinyanyikan dalam berbagai versi lagu rohani.
Ingat sabda Nabi Muhammad SAW
"sungguh kalian akan mengikuti sunnah-sunnah yang ada pada umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Hingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian akan mengikutinya pula.
"Ketika para Sahabatnya bertanya, 'wahai Rasululloh, apakah mereka Yahudi dan Nashrani?"
Beliau menjawab, 'jika bukan mereka, siapa lagi?'"(Muttafaqun'alaih)

Maka dari itu, berhentilah memakai kalimat tersebut. Jika kita belum mendapatkan sesuatu yang kita inginkan maka lebih baik katakan "Alhamdulillah 'Ala Kulli Haal" yang artinya "segala puji bagi Allah atas segala sesuatu."

Semoga bermanfaat Sobat.
Silakan di share agar yang lain juga tahu akan hal ini.

Jumat, 23 Oktober 2015

Renungan Kecil Di Hari Jum'at

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Sahabat...

Banyak yang mengatakan bahwa hari Jum’at merupakan hari istimewa bagi ummat Islam. Karena di hari Jum’at tersebut banyak sekali peristiwa-peristiwa bersejarah apalagi tentang penciptaan alam ini. Sehingga kenapa, hari Jum’at begitu istimewa. Dan itulah sebabnya,mengapa setiap hari Jum’at setiap muslim di wajibkan untuk melaksanakan sholat Jum’at,salah satu point dari hikmahnya adalah untuk me-recharge kembali segala amal dan ibadah di hari tersebut.

Bahkan,Qur’an pun terdapat surat Al-jum’ah. Yang pada salah satu ayatnya terdapat perintah untuk melaksanakan Sholat Jum’at tersebut. Dan tak henti-hentinya di setiap khutbah yang di dengarkan,sang khatib selalu memberikan wasiat-wasiatnya yang sangat berharga. Apakah itu?Wasiat untuk selalu bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla dengan sebenar-benarnya taqwa,melaksanakan amal ma’ruf nahi munkar, agar predikat muttaqin dapat di raih. Untuk mendapatkannya pun butuh proses yang tidak sebentar. Harus banyak melewati onak dan duri,karena itulah hakikatnya menjadi seorang mukmin, ujian yang datang kepada kita merupakan sebuah proses demi masa depan yang memang kita tidak tahu bagaimana terjadinya. Akan tetapi,sejak saat inilah kita persiapakan semua dengan sebaik-baiknya persiapan.

Kesabaran dan Keikhlasan sangat berhubungan erat antar keduanya, oleh karena itu,marilah kita bangun sifat tersebut di hati kita agar hidup ini lebih merasa lapang dan nyaman. Saya teringat,nasehat sahabat saya di suatu hari…

“Kecintaanmu bukan untuk benda ataupun makhluk, tapi hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta'alla Jangan biarkan Allah ‘merasa’ kau tinggalkan gara-gara ketidakikhlasanmu…”

Subhanallah,begitu mengena di hati ini walaupun kalimat itu sederhana akan tetapi makna nya sangat luar biasa. Semoga kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita di hari Jum’at-Jum’at berikutnya,dan jadikan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin seolah-olah di hari esok kita telah tiada.

Wallahuwaliyuttaufiq… Sahabat Saudaraku fillah...

Banyak yang mengatakan bahwa hari Jum’at merupakan hari istimewa bagi ummat Islam. Karena di hari Jum’at tersebut banyak sekali peristiwa-peristiwa bersejarah apalagi tentang penciptaan alam ini. Sehingga kenapa, hari Jum’at begitu istimewa. Dan itulah sebabnya,mengapa setiap hari Jum’at setiap muslim di wajibkan untuk melaksanakan sholat Jum’at,salah satu point dari hikmahnya adalah untuk me-recharge kembali segala amal dan ibadah di hari tersebut.

Bahkan,Qur’an pun terdapat surat Al-jum’ah. Yang pada salah satu ayatnya terdapat perintah untuk melaksanakan Sholat Jum’at tersebut. Dan tak henti-hentinya di setiap khutbah yang di dengarkan,sang khatib selalu memberikan wasiat-wasiatnya yang sangat berharga. Apakah itu?Wasiat untuk selalu bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla dengan sebenar-benarnya taqwa,melaksanakan amal ma’ruf nahi munkar, agar predikat muttaqin dapat di raih. Untuk mendapatkannya pun butuh proses yang tidak sebentar. Harus banyak melewati onak dan duri,karena itulah hakikatnya menjadi seorang mukmin, ujian yang datang kepada kita merupakan sebuah proses demi masa depan yang memang kita tidak tahu bagaimana terjadinya. Akan tetapi,sejak saat inilah kita persiapakan semua dengan sebaik-baiknya persiapan.

Kesabaran dan Keikhlasan sangat berhubungan erat antar keduanya, oleh karena itu,marilah kita bangun sifat tersebut di hati kita agar hidup ini lebih merasa lapang dan nyaman. Saya teringat,nasehat sahabat saya di suatu hari…

“Kecintaanmu bukan untuk benda ataupun makhluk, tapi hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta'alla Jangan biarkan Allah ‘merasa’ kau tinggalkan gara-gara ketidakikhlasanmu…”

Subhanallah,begitu mengena di hati ini walaupun kalimat itu sederhana akan tetapi makna nya sangat luar biasa. Semoga kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita di hari Jum’at-Jum’at berikutnya,dan jadikan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin seolah-olah di hari esok kita telah tiada.

Wallahuwaliyuttaufiq…

Kamis, 22 Oktober 2015

Menghias Hati Dengan Menangis

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh :)

Sahabat...

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Foto Ilustration
Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain. Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah subhanahu wa ta'ala. 

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain.
Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” 

Sahabat saudaraku fillah...Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan. 

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung.

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahawa kita begitu hina di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolahkan kita. Kerana itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. 
Kita begitu faqir di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala.

Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17:

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”

Menyadari bahwa syurga tak akan dapat masuk hanya dengan amal yang sedikit. 

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah Subhanahu wa ta'ala. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi zaman sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah. Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram, soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga. 

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. 

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat'.

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih.

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah Sallallahu`alaihi wasallam. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahabat saudaraku fillah...belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. 

Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.


Wallahu a'lam bish showwab. :)
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com